Video.jejamo.com, Bisnis – Samadi seorang warga di Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, menyulap bambu untuk dijadikan tusuk sate dan batok kelapa menjadi berbagai macam kerajinan tangan yang mampu menembus pasaran dunia.
Melalui usaha kreatif ini, ia mampu mempekerjaan puluhan warga sekitar tempat tinggalnya yang menganggur, sehingga sangat membantu perekonomian rumah tangga mereka. Karena tidak membutuhkan banyak tenaga para warga lanjut usia juga bisa ikut bekerja membuat tusuk sate.
Hanya dengan memasukan sebatang bambu yang sudah dibelah pada sebuah besi baja yang telah dilubangi, sekali tarik tusuk sate sudah jadi.
Kini Samadi telah mampu menguasai pasar tusuk sate ke seluruh Lampung, ia bahkan mengaku kewalahan karena permintaan tusuk sate meningkat setiap bulannya.
Dalam sehari, 40 pekerja mampu membuat sekitar 10 ribu tusuk sate, omset yang diraup pun mencapi 8 hingga 9 juta per hari.
Dalam pembuatan tusuk sate ini, ada beberapa tahapan, sehingga Samadi membagi para pekerja sesuai dengan kemampuan dan ketelatenan, mulai dari membelah bambu, menyerat tusuk sate, hingga menghaluskannya. Dalam sehari, para pekerja mendapatkan upah dari 40 ribu rupiah, hingga 60 ribu rupiah.
Selain itu, Samadi juga memperbolehkan karyawannya untuk mengerjakan pembuatan tusuk sate di rumah, tentunya dengan membawa pulang bahan baku dan alat kerja, bahkan mereka tidak ditarget kapan harus menyetor tusuk sate tersebut.
Sementara menurut Samadi, sejak awal tahun, hasil produsksi tusuk sate-nya meningkat hingga 40% lebih. Biasanya hanya menghasilkan 3 kwintal tusuk sate, kini bisa mencapai 4 hingga 5 kwintal per hari.
Selain tusuk sate, Samadi juga memanfaatkan limbah batok kelapa, batok kelapa ia sulap menjadi berbagai macam kerajinan tangan, seperti tas, ikat pinggang, asbak, serta plafon rumah yang mampu menembus pasaran ekspor beberapa negara di Eropa, dengan harga 300 ribu rupiah lebih per meternya.
Dari batok kelapa itu, dalam sebulan Samadi mampu memperoleh omset hingga 20 juta rupiah lebih. (herifulistiawan – video.jejamo.com)
Laporan Heri Fulistiawan, wartawan jejamo.com
2,203 kali dilihat, 2 kali dilihat hari ini